workshopWonosari, (PPDQWI) – Dalam rangka mempersiapkan tahun ajaran baru 2016/2017, Madrasah – Sekolah Terpadu Darul Quran menggelar workshop pengembangan kurikulum tahun 2016. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 hari selasa-kamis (7-9/6) bertempat di Aula MA Darul Quran. Hadir dalam workshop tersebut Drs. Purwoko Lembono, M.M (pengawas SMK Darul Quran), Drs. Sugeng Wibowo, M.Pd.I (pengawas MTs/MA Darul Qur’an), dan Agus Susanto (Lembaga Pendidikan Alfa Bank) yang sekaligus sebagai narasumber .

Kepala SMK Darul Qur’an Hj. Wardah, SP yang sekaligus membuka workshop tersebut menegaskan bahwa dalam rangka penerapan kurikulum 2013, yang mana tahun ini akan diterapkan bersama disemua jenjang secara bertahap. Maka perlu adanya pemahaman dan wawasan lebih jauh tentang bagaimana konsep pengembangan dan pengimplementasian kurikulum 2013 itu. “Kurikulum merupakan kitab suci rujukan kegiatan belajar mengajar, sehingga dibutuhkan konsep pengembangan dan pengimplementasi kurikulum lebih mendalam lagi”. ujarnya. Lebih lanjut diakhir sambutannya beliau menyampaikan bahwa “Di Madrasah-Sekolah Terpadu Darul Quran ini kurikulumnya selain memadukan kurikulum dari pemerintah juga kurikulum dari pesantren. Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan wawasan dari bapak-bapak narasumber semuanya cara pengimplementasiannya  sehingga nanti pada saatnya kami semua sudah dapat betul-betul siap melaksanakan kurikulum 2013. Pungkasnya.

Sementara itu, salah satu narasumber dalam workshop tersebut Drs. Purwoko Lembono, M.M menyampaikan tentang bagaimana dinamika perkembangan kurikulum 2013, mulai dari perubahan-perubahan yang mendasar dengan kurikulum sebelumnya hingga bagaimana cara pembuataan silabus dan RPP. “Pada prinsipnya semua guru diberi kebebasan kreatifitas dalam pembuatan RPP, tidak terikat asal harus mengikuti model saintifik”. Ungkapnya. Lebih lanjut beliau menjelaskan model-model pembelajaran santifik seperti Inquiry Based Learning, Discovery Based Learning, Project Based Learning dan Problem Based Learning. “Yang terpenting 5 M harus ada dalam model-model pembelajaran tersebut”. Pungkasnya.