Jauhara Sa’adati, merupakan santri Pondok Pesantren Darul Quran Wal Irsyad Wonosari, Gunungkidul. Santri kelahiran Gunungkidul tanggal 21 Mei 1992 ini adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan bapak Suyapri dan Ibu Sarinem yang tinggal di dusun Jaran mati II Rt. 02/06, desa Karangmojo, kecamatan Karangmojo, kabupaten Gunungkidul.

Pada ajang Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) ke-27 tingkat Nasional tahun 2018 di Medan, Sumatera Utara, Jauhara meraih Juara Pertama cabang Kaligrafi Kontemporer. Keberhasilan ini merupakan perjalanan panjang keikutsertaannya dalam ajang MTQ tersebut. Tercatat sejak tahun 2011, Jauhara sudah mulai mengikuti lomba kaligrafi cabang naskah tingkat kabupaten Sleman dan berhasil meraih juara 2. Tahun 2012, Jauhara kembali mengikuti ajang MTQ pada cabang dekorasi di tingkat kabupaten Bantul dan berhasil mendapat juara 3.

Tidak berhenti sampai disitu, tahun 2015 Jauhara kembali mengikuti MTQ tingkat kabupaten Gunungkidul pada cabang hiasan mushaf dan berhasil meraih juara 1, yang selanjutnya mewakili Gunungkidul untuk mengikuti MTQ tingkat propinsi tahun 2016 dan berhasil meraih juara 3. “Alhamduillah saya mendapat juara 3 mewakili kafilah Gunungkidul. Mulai dari titik ini lah saya lebih semangat lagi untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi, yaitu masuk ke MTQ Nasional” ungkapnya.

Tahun 2018, Jauhara kembali mengikuti MTQ tingkat provinsi pada cabang yang baru yaitu cabang kaligrafi kontemporer. Dan berharap mungkin di cabang inilah keberuntungannya untuk mengikuti MTQ tingkat nasional bisa terwujud. “Pada MTQ tingkat provinsi tahun 2018 saya mendapat juara 2. Dalam hati  saya agak merasa kecewa karena hanya mendapat juara 2. Namun entah bagaimana, ndilalah ada seleksi tahap kedua bagi yg juara 1 dan 2 untuk menentukan siapa yg layak masuk ke tingkat nasional. Setelah seleksi, alhamdulillah saya lolos dan masuk ke tingkat nasional” ungkapnya.

Ditingkat Nasional, Jauhara berkeinginan untuk juara nasional. Bahkan pada foto profil WA-nya, Jauhara menulis “JUARA 1 NASIONAL”, sebagai harapan dan do’a. Karena memang perlombaan di tingkat nasional sangatlah sengit dan berat, bahkan hampir mustahil untuk meraihnya. Tapi wallahu a’lam, memang Allah itu memiliki rencana yang sangat indah dan tidak pernah disangka dan tidak ada yang mengira. Alhamdulillah Jauhara bisa masuk final 3 besar. Singkat cerita, Ia bisa melewati final dengan baik dan hasil final menunjukkan bahwa Ia sudah ditetapkan juara 2. Namun Allah berkehendak lain, entah bagaimana, hasil karya juara 1 terdapat kesalahan, yaitu kekurangan alif dalam kata “Idza” dan kekurangan itu merupakan kesalahan fatal. Akhirnya pelatihnya melaporan kepada dewan hakim, terkait dengan peserta yang meraih juara 1 tersebut memiliki kekurangan dalam menulis. Para dewan hakim dan pembimbing sepakat mengadakan rapat untuk menentukan siapa yang berhak mendapat gelar juara 1 tingkat nasional. Dan alhamdulillah, akhirnya semua dewan hakim dan pembimbing sepakat bahwa yang ditetapkan juara 1 cabang kaligrafi kontemporer adalah Jauhara Sa’adati, perwakilan DIY.

Keberhasilan Jauhara meraih juara pertama Nasional ini tentunya tidak terjadi begitu saja. Banyak faktor yang sangat mempengaruhi sehingga Ia bisa meraih itu semua. Disiplin adalah salah satu kunci suksesnya, baik disiplin beribadah, disiplin waktu dan disiplin dalam segala hal. Selain itu, harus sering-seringlah membantu teman yang sedang membutuhkan, sering-seringlah bersedekah, dan saling mendoakan, “Doa orang tua, doa pengasuh, doa teman-teman, pelatih serta pembimbing adalah kunci sukses saya meraih itu semua. Tanpa kalian saya bukanlah apa-apa. Tanpa kalian saya bukanlah sang juara” pungkasnya.