Sholat malam merupakan sholat yang paling utama setelah sholat fardhu. Bagi Nabi SAW sendiri sholat malam adalah wajib.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ
Artinya: “Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) karena shalat malam adalah kebiasaan orang sholih sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat pada Allah. Shalat malam dapat menghapuskan kesalahan dan dosa. “
Jika kita memikirkan keadaan para ulama generasi awal, niscaya kita akan merasa takjub dan tercengang saat membaca kisah tentang ibadah mereka dan penjagaan mereka terhadap amalan sunnah serta betapa hebatnya mereka dalam melaksanakan kewajiban. Di antara mereka ada yang mendirikan sholat di awal malam, ada yang di akhir malam, ada yang di pertengahan malam, dan ada pula yang mendirikan di ujung-ujungnya (awal malam dan akhir malam). Masing-masing sesuai dengan kadar kesungguhan dan kemampuannya.
Andai kita bisa mendengar suara mereka ketika membaca ayat-ayat Allah di kala malam, kalau saja kita bisa melihat mereka beristighfar dan berdoa berlinang dengan air mata, niscaya itu akan mengubah hidup kita dan mengusir kemalasan serta hal sia-sia yang mengisi hari-hari kita selama ini.
Maha suci Allah yang telah membuat mereka sampai pada tingkatan orang-orang yang jujur yang dengan ibadah dan sholat malam merekapun sampai ke posisi orang-orang yang ikhlas. Mereka hanya mengharapkan apa yang ada disisi Tuhan mereka dan menunggu pahala dari-Nya. Rasa letih dan lelah sudah hilang dengan nikmatnya tahajjud dan sholat malam yang diberikan oleh Tuhan mereka.
Betapa indah amal ibadah mereka, malam menyambut mereka dengan gelapnya, suara makhluk pun sudah sunyi tapi mereka malah bersegera menuju Tuhan mereka dalam keadaan ruku’dan sujud demi mencari fadhilah dan keridhoan dari Tuhan mereka. Mereka mengharapkan rahmat Allah dan memperoleh limpahan karunia.
Diantara mereka yang rajin melaksanakan sholat malam adalah sang sahabat mulia Abdullah bin Umar bin Khattab radhiyallohu ‘anhuma, wafat 73 Hijriyah. Ibnu mas’ud berkata “Sesungguhnya pemuda Quraisy yang paling dapat menahan dirinya terhadap dunia adalah Abdullah bin Umar. Sang tabi’i utama Sa’id bin al Musayyab mengatakan, “Ketika Ibnu Umar meninggal dunia tidak ada seorang pun dimuka bumi yang lebih aku ingin mencontohnya dalam hal bertemu Allah dengan amal melebihi dia”.
Bagaimana Dia Menghabiskan Malam dan Tahajud?
Awal mula mengapa Ibnu Umar sangat rajin melaksanakan sholat malam adalah pada suatu ketika dia bermimpi melihat dua malaikat memegangnya lalu membawanya ke neraka dan dia melihat neraka itu tergulung bagaikan gulungan dalam sumur, ketika itulah Ibnu Umar berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari neraka”. Lalu datanglah seorang malaikat menemui kedua malaikat ini dan berkata kepadaku, “Kamu tidak akan takut”. Tatkala dia menceritakan hal itu kepada Rasulullah SAW maka beliau bersabda, “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah kalau saja dia mau sholat malam”. Salim berkata, sejak saat itu Abdullah bin Umar tidak pernah tidur di malam hari kecuali sebentar. Az Zuhri berkata, “Beliau sangat banyak melakukan sholat malam”.
Muhammad bin Zaid menggambarkan kepada kita bagaimana sholat malamnya Abdullah bin Umar ra, Ibnu Umar punya mihras (Batu bundar) yang berisi air dan dia sholat semampunya. Kemudian dia kembali ke tempat tidur dan dia tidur ringan laksana tidurnya burung. Kemudian dia bangun dan berwudhu lalu kemudian sholat. Dalam satu malam dia biasa melakukan itu empat atau lima kali. Kalau saja dia ketinggalan sholat Isya berjamaah maka dia menghidupkan seluruh malamnya.
Bangunlah Mesti Hanya dengan Sepertiga Al-Qur’an
Ibnu Umar adalah sahabat yang sangat menganjurkan orang-orang untuk melakukan sholat malam meski sebentar dan hanya membaca beberapa ayat al-Qur’an agar kaum muslimin bisa memperoleh fadhilah yang luar biasa ini dari Allah. Siapa tahu bacaan yang sedikit ini menjadi penyebab banyaknya tahajud dengan izin Allah.
Makanya Abu Ghalib meriwayatkan, “Ibnu Umar singgah di tempat kami di Makkah dan beliau sholat tahajud di malam hari. Suatu malam sebelum shubuh dia berkata padaku, “Wahai Abu Ghalib, tidakkah kau bangun dan sholat malam meski hanya dengan membaca sepertiga al-Qur’an?”. Aku menjawab, “Wahai Abu Abdurrahman, waktu shubuh sudah dekat bagaimana saya bisa membaca sepertiga al-Qur’an?”. Dia berkata, “Sesungguhnya surat al Ikhlas itu sama dengan sepertiga al-Qur’an”.
Ibnu Umar juga orang yang sangat bertafakur ketika membaca ayat-ayat Tuhannya dalam sholat malam. Nafi’ menggambarkan kepada kita bagaimana bacaannya pada sholat. “Ibnu Umar radhiyallohu ‘anhuma membaca ayat yang ada penyebutan surga di dalamnya maka dia memohon kepada Allah sambil menangis, kalau dia melewati ayat yang ada penyebutan neraka maka dia berdoa minta perlindungan kepada Allah ‘Azza wa Jalla”.
Benarlah apa yang dikatakan oleh Hasan Al Bashri ketika dia berkata, “Kalian akan kehilangan kesenangan bila tidak mendapatkan tiga hal, sholat malam, membaca al-Qur’an dan berdoa. Kalau kalian dapatkan ketiganya maka pertahankan dengan kuat serta ber-hamdalah lantaran itu. Tapi kalau kalian tidak mendapatkannya maka ketahuilah bahwa pintu-pintu kebaikan sedang tertutup untuk kalian, maka segera cari bagaimana cara membukanya.