Banyak ayat-ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang fenomena alam semesta yang menakjubkan. Salah satunya adalah berkaitan dengan tata surya. Para ilmuwan mempelajari secara mendalam akan ayat-ayat Alquran yang membahas tentang berbagai fenomena alam semesta itu. Mereka pun menemukan fakta-fakta tentang bagaimana benda-benda langit bekerja yang semua itu dapat dijelaskan secara ilmiah.

Sebut saja seperti Muhammad bin Musa Al Khawarizmi seorang cendekiawan Muslim yang dikenal ahli dalam matematika, astronomi, astrologi, dan geografi. Dia mengarang kitab berjudul Mukhtashar fi Hisab Al Jabr wa al Muqabalah sekitar tahun 825 di Baghdad yang membahas solusi sistematik dari persamaan linear dan persamaan kuadrat sehingga dia disebut sebagai Bapak Aljabar. Karyanya ini bahkan sangat mempengaruhi pemikiran cendekiawan Eropa. Karya Al Khawarizmi kemudian diterjemahkan sebagian ke bahasa latin oleh Robert Chester pada 1140 dengan judul Liber Al Jebras et almucabola.

Karya lainnya adalah Zij Al sindhind atau tabel astronomi yang merupakan karya yang terdiri dari 37 simbol pada kalkulasi kalender astronomi dan 116 tabel dengan kalenderial, astronomial dan data astrologial sebaik data yang diakui sekarang. Versi aslinya dalam Bahasa Arab (ditulis 820) hilang, tapi versi lain oleh astronomor Spanyol Maslama al-Majriti (1000) tetap bertahan dalam bahasa Latin, yang diterjemahkan oleh Adelard of Bath (26 Januari 1126). Empat manuskrip lainnya dalam bahasa Latin tetap ada di Bibliotheque publique (Chartres), the Bibliotheque Mazarine (Paris), the Bibliotheca Nacional (Madrid) dan the Bodleian Library (Oxford).

M. Fikril Hakim dalam bukunya berjudul Lautan Ilmu Dalam Kalam Ilahi menjelaskan bahwa terdapat banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang astronomi baik yang menggambarkan tentang posisi matahari dalam tata surya, matahari sebagai sumber energi dan cahaya sementara bulan memantulkan cahaya itu, bintang-bintang yang bertebaran di angkasa, bumi tempat manusia mencari penghidupan, dan lain-lain.

“Ayat-ayat itu membimbing manusia kepada eksistensi Allah sebagai Al Khaliq. Benda-benda alam/angkasa yang menjadi objek penyelidikan astronomi seperti matahari, bulan, bintang, disebutkan berulang kali dalam banyak ayat Alquran,” (M. Fikril Hakim dalam buku Lautan Ilmu Dalam Kalam Ilahi halaman 110, penerbit Pustaka Bumi Cinta).

M. Fikril mencontohkan kata matahari disebut dalam Alquran tidak kurang dari 33 kali, bumi 461 kali, dan bulan 27 kali. Misalnya informasi Alquran tentang matahari sebagai pusat tata surya dan peredaran bulan sebagaimana dikemukakan di dalam surat Yasin ayat 38-40.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ

Artinya: (Suatu tanda juga atas kekuasaan Allah bagi mereka adalah) matahari yang berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Alquran surat Yasin ayat 38).

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ

(Begitu juga) bulan, Kami tetapkan bagi(-nya) tempat-tempat peredaran sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir,) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. (Alquran surat Yasin ayat 39).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. (Alquran surat Yasin ayat 40).

Ayat lainnya yang menginformasikan tentang objek-objek langit seperti pada surat Al Buruh ayat 1:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَالسَّمَاۤءِ ذَاتِ الْبُرُوْجِۙ

Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, (Alquran surat Al Buruj ayat 1).

Masih banyak lagi ayat-ayat yang memperbincangkan tentang fenomena benda-benda langit seperti pada surat Al An’am ayat 97, surat Ar Rahman ayat 37, Al Mursalat ayat 8 dan lainnya. Ayat-ayat tersebut menjadi petunjuk bagi manusia untuk mempelajari alam semesta. Pada ujungnya manusia menyadari kebesaran Allah SWT, serta betapa kecilnya dan tak berdayanya manusia tanpa kekuatan dan pertolongan Allah taala. Wallahu ‘alam.

Oleh : Agnesia Arzenia Wanto / Siswi kelas 8 Wustho Darul Quran Wal Irsyad Wonosari