Menginjak usia ke-25 tahun Pondok Pesantren Darul Quran Wal Irsyad Wonosari mengalami kemajuan pesat. Di tahun ini, Pondok Pesantren Darul Quran Wal Irsyad Wonosari membuka kelas berstandar internasional yang diberi nama Darul Quran International Islamic Boarding School (DQ IIBS) untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah.
Berdirinya DQ IIBS tak lepas dari cita-cita luhur pengasuh Pondok Pesantren Darul Quran Wal Irsyad Wonosari yaitu Abina KH. Akhmad Kharis Masduki dan Ummina Nyai Hj. Wardah Nawawi yang memimpikan hadirnya Pondok Pesantren dengan konsep kelas berstandar internasional di Kabupaten Gunungkidul. Cita-cita luhur itu menemukan jalannya pada tahun 2019 ketika keluarga besar H. Marjiyo, Hj. Sri Sumiyati dan Hj. Sri Lestari mewakafkan tanahnya seluas kurang lebih 1 hektar di Kelurahan Siraman, Wonosari. Para dermawan itu mengamanahkan kepada abina KH. Akhmad Kharis Masduki untuk mengelola tanah wakaf tersebut dengan menjadikannya sebagai Pondok Pesantren berstandar internasional.
Rencana pembangunan DQ IIBS ini mendapat dukungan besar dari pemerintah daerah kabupaten Gunungkidul, para ulama, tokoh dan berbagai lapisan masyarakat di Kabupaten Gunungkidul. Hingga pembangunan DQ IIBS pun dapat berlangsung dengan cepat. Pada 14 Juli 2024 DQ IIBS yang berlokasi di dusun Siraman I, kelurahan Siraman, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul resmi berdiri. Peresmian gedung DQ IIBS dengan program kelas internasionalnya dihadiri langsung oleh Bupati Gunungkidul H. Sunaryanta, Kasi Pendidikan Madrasah (Dikmad) Kemenag Gunungkidul H. Supriyanto, S.Ag, MSi, Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul Nunuk Setyowati, S.Pd., MM, Direktur Fee Center Pare Kediri H. Abdul Malik, S.Pd, Rois Syuriah PCNU Gunungkidul Drs. KH. Bardan Ustman, M.Pd.I Pengasuh PP An Nur Bantul KH. Yasin Nawawi serta segenap Forkopimda kabupaten Gunungkidul.
Sejak saat itu, DQ IIBS mengikrarkan diri sebagai sekolah berstandar internasional dengan pengenalan pembelajaran riset modern sejak awal dan penggunaan bahasa Inggris serta bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari para santri, pengajar, dan seluruh staf DQ IIBS. Tak hanya itu, yang menjadi pembeda DQ IIBS dengan kebanyakan lembaga pendidikan berbasis asrama dengan standar internasional lainnya adalah adanya kajian utama yaitu Al-Quran, hadits dan kitab-kitab turats yang bersanad kuat. Lebih dari itu, para santri DQ IIBS juga ditanamkan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air. Sehingga para santri DQ IIBS memiliki karakter keberagaman dan karakter kebangsaan yang kuat dan kokoh. Selain itu diproyeksikan mampu menguasai berbagai disiplin keilmuan agama dan dapat mendakwahkannya secara luas hingga ke mancanegara. Para santri DQ IIBS juga ditargetkan dapat melanjutkan jenjang karier keilmuannya ke jenjang pendidikan bertaraf internasional.
“Ada tiga hal yang nanti menjadi kebiasaan para santri disini. Pertama, pembiasaan keseharian berupa kerapian dan kebersihan. Kedua, pembiasaan spiritual berupa sholat berjamaah, sholat tahajud, wirid, ngaji. Ketiga, pembiasaan berbahasa inggris dan Arab. Harapannya anak-anak nanti mampu menjawab tantangan zaman”, kata abina KH. Akhmad Kharis Masduki saat memberikan sambutan dalam peresmian gedung DQ IIBS.
Guna mewujudkan penerapan bahasa Inggris di DQ IIBS, Pondok Pesantren Darul Quran Wal Irsyad Wonosari berkolaborasi dengan Fee Center Kampung Inggris Pare, Kediri. Di mana seluruh staf DQ IIBS telah mengikuti karantina untuk peningkatan kompetensi bahasa Inggris. Sementara itu, pengenalan riset sejak awal kepada santri DQ IIBS dijalankan dengan kerja sama yang dilakukan bersama Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) An Nur Bantul dan perguruan tinggi ternama lainnya.
Ragam Kegiatan
Educational Manager DQ IIBS, Mr. Ahmad Solikin menjelaskan dengan visi “Create Quranic Leader, Excellent, and Internationally Minded”, DQ IIBS berupaya untuk mencetak generasi muslim yang mampu menjadi pemimpin di masa depan dengan berjiwa Al-Quran dan mampu bersaing di kancah internasional. Mr. Akin begitu akrab disapa mengatakan dalam penerapan pembelajaran, DQ IIBS menggabungkan metode pembelajaran dari penggabungan kurikulum nasional sesuai yang ditetapkan pemerintah, kurikulum internasional dan kurikulum Pondok Pesantren. Sehingga dengan metode tersebut para santri DQ IIBS merasa senang, nyaman dan semangat dalam belajar serta mampu mengeksplorasi potensi diri.
“Jadi lulusan DQ IIBS diharapkan juga bisa menjadi pendakwah yang bisa go internasional baik itu dalam segi menyampaikan kitab kuning, Al-Quran dan atau tafsirnya menggunakan bahasa Inggris,” katanya.
Mr. Akin mengatakan, DQ IIBS menerapkan metode pembelajaran fun learning sehingga penyampaian materi pembelajaran berlangsung dengan suasana yang asyik yang membuat siswa merasa senang dan menikmati proses pembelajaran.
“Di DQ IIBS tiga bulan anak belajar bahasa Inggris maka bulan ke empat anak sudah bisa mengaplikasikan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan mereka punya mentalitas luar biasa ketika bertemu warga negara asing, mereka mampu mempresentasikan sesuatu dalam bahasa Inggris,” kata Mr. Akin saat ditemui di Gedung DQ IIBS beberapa waktu lalu.
Sehari-harinya santri DQ IIBS wajib mengikuti setiap jadwal kegiatan rutin yang telah ditetapkan. Para santri memulai aktivitas kegiatan mulai pukul 03:30 WIB dengan merapikan tempat tidur dan kamar serta berlanjut dengan melaksanakan sholat tahajud dan berzikir hingga masuk waktu Subuh. Setelah melaksanakan sholat Subuh berjamaah, santri DQ IIBS melanjutkan kegiatannya dengan membaca wirid lalu dilanjutkan dengan olahraga pagi. Setelah mandi dan sarapan para santri DQ IIBS bersiap melaksanakan sholat Dhuha dan berangkat sekolah sekitar pukul 07:00 WIB. Proses kegiatan belajar berlangsung hingga siang hari. Setelah melaksanakan sholat Dzuhur dan istirahat siang, pada santri melanjutkan kegiatannya mengaji hingga Ashar. Kegiatan mengaji kitab kuning serta tahfidz juga berlangsung setelah sholat Maghrib dan isya. Aktivitas santri DQ IIBS berakhir pada pukul 21:00 WIB malam dengan monitoring para tutor. Para santri IIBS juga mengikuti program mengaji yang secara langsung dibimbing oleh abina KH. Akhmad Kharis Masduki.
Untuk menguji kemampuan penggunaan bahasa Inggris, DQ IIBS mempunyai kegiatan English Talent Show. Dalam kegiatan ini para santri DQ IIBS menunjukan kemampuan penggunaan bahasa Inggris dalam memaparkan tafsir Al-Quran, kitab kuning, berpidato, dan pertunjukan seni. DQ IIBS berada di lingkungan yang sejuk, tenang, bersih dan nyaman guna menunjang proses belajar mengajar. Selain itu DQ IIBS juga memiliki sederet fasilitas untuk mendukung pengembangan proses belajar santri seperti ruang belajar yang representatif, laboratorium bahasa, aula dan panggung, layanan kesehatan, perpustakaan, mushola, lapangan olahraga, minimarket dan kantin berbasis cashless manajemen, ruang multimedia, ruang komputer lengkap dengan jaringan internet dan lainnya. Setiap kamar di asrama DQ IIBS dihuni oleh maksimal delapan santri sehingga memudahkan para tutor dalam memonitor perkembangan santri. Para santri DQ IIBS juga memperoleh makan tiga kali dalam sehari dengan menu lauk yang mencukupi gizi bagi para santri. Di DQ IIBS pada santri juga mendapatkan layanan laundry tanpa adanya batas maksimal pengiriman pakaian yang akan dicuci.
Para santri DQ IIBS juga dapat memilih kegiatan ekstrakurikuler yang diminatinya. Terdapat beragam kegiatan ekstrakurikuler di DQ IIBS di antaranya adalah futsal, voli, hadroh, tilawah, dan lainnya. Kedepannya DQ IIBS juga akan mengembangkan ekstrakurikuler lainnya seperti panahan, berenang, berkuda, robotik dan lain-lain. Bupati Gunungkidul, H. Sunaryata mengaku bangga dengan hadirnya DQ IIBS. Dia menilai keberadaan DQ IIBS merupakan jawaban untuk melahirkan generasi bangsa yang dapat beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dia berharap dengan resmi berdirinya DQ IIBS dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan memiliki daya saing global.
“Generasi penerus bangsa di Gunungkidul saat ini cukup besar, ini kalau tidak bertransformasi terhadap kemajuan zaman, nanti akan mengalami kekalahan di era percaturan global seperti sekarang ini. Harga mahal sekolah-sekolah sekarang ini sudah tidak dirisaukan lagi, yang penting kualitasnya baik dan menjadi pilihan warga masyarakat”, kata Sunaryata saat peresmian Gedung DQ IIBS pada Ahad, (14/07/2024).
Lebih lanjut, kehadiran DQ IIBS ini bisa menginspirasi di tempat-tempat lainnya di Gunungkidul. “Saya memang mengidamkan dari dulu bagaimana Pondok Pesantren modern ini bisa hadir di Gunungkidul. Saya sangat bangga sekali, mudah-mudahan ini bisa menginspirasi di tempat tempat lain. Sekali lagi selamat atas peresmian Gedung DQ IIBS ini. Mudah-mudahan ke depan generasi muda kita akan dapat mewarnai kehidupan bangsa ini yang lebih baik”, tandasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Dikmad) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul, H. Supriyanto juga mengapresiasi berdirinya kelas internasional DQ IIBS untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah ini. Menurutnya profil DQ IIBS merupakan cita-cita Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul untuk mencetak para santri yang menguasai ilmu agama dan mampu mengintegrasikannya dengan pengetahuan umum termasuk kecakapan dalam berbahasa Inggris. Oleh karena itu menurutnya, Kemenag Kabupaten Gunungkidul berharap kedepannya DQ IIBS dapat menjadi tempat bagi anak-anak di Gunungkidul menjadi pusat pengenalan dan pembelajaran bahasa Inggris.
“Mohon dukungannya kepada seluruh masyarakat Kabupaten Gunungkidul, mudah-mudahan Kemenag bisa bersinergi sehingga anak-anak kita usia MI/SD ketika liburan paling tidak bisa berkunjung ke Darul Quran IIBS di Siraman, sehingga mengetahui kedepan, bahwa pelajaran bahasa Inggris menjadi mata pelajaran yang tidak ditakuti, menjadi sebuah kesenangan bagi peserta didik. Kita berikan kesempatan studi tiru yang ada di Kabupaten Gunungkidul ini tempatnya di Pondok Pesantren Darul Quran IIBS,” harapnya.