Kajian Tematik Ramadhan 1442 H
Part #01

Membicarakan tentang pribadi Rasulullah SAW memang tidak akan pernah ada habisnya. Dalam tulisan kali ini, penulis akan menukil tentang kisah seorang badui yang mengatakan kalau Rasulullah SAW tidak baik, tapi alih-alih marah, Rasulullah SAW malah memberi pemberian yang lebih kepadanya. Berikut kisah yang penulis kutip dari Kitab Muhammad SAW al-Insan al-Kamil halaman 133-134.

Suatu ketika ada seorang badui yang datang kepada Nabi SAW untuk meminta sesuatu. Lalu Nabi SAW pun memberinya dan bersabda: “Apakah aku sudah berbuat baik kepadamu?”. Si badui menjawab : “ Tidak, Engkau tidak berbuat baik”. Kaum muslimin pun marah (mendengar itu) dan bersiap-siap berdiri menuju si badui. Namun, Nabi SAW mencegah mereka.

Nabi akhirnya masuk rumah dan menambah pemberian beliau kepada si badui. Lalu beliau bersabda: “Apakah aku sudah berbuat baik kepadamu?” Si badui menjawab : “Ya, Semoga Allah memberi balasan kebaikan untukmu dan keluargamu”. Nabi SAW bersabda: “Tadi kamu mengatakan sesuatu yang menyakiti hati sahabat-sahabatku. Jika kamu mau, katakanlah dihadapan mereka perkataanmu yang terakhir tadi sehingga sakit hati mereka bisa hilang. Si badui menjawab : “Ya”

Keesokan harinya badui tersebut datang lagi. Nabi SAW pun bersabda: “Sungguh orang badui ini telah berkata sesuatu, tapi kemudian aku tambah pemberian kepadanya, dan ia pun menjadi puas. Bukankah demikian?” Si badui menjawab : “Ya, semoga Allah memberi balasan kebaikan untukmu dan keluargamu”

Nabi SAW bersabda : “Perumpamaanku dengan si badui ini bagaikan laki-laki yang memiliki onta yang terlepas dan lari, kemudian orang-orang mengikutinya. Namun onta tersebut semakin dikejar, malah semakin lari menjauh. Lalu pemiliknya berkata : “Biarkan saja, akau lebih berbelas kasihan dan lebih tahu tentangnya daripada kalian”. Ia pun menghampirinya dan membawa segenggam sampah dari tanah. Akhirnya onta tersebut kembali dan merunduk. Lalu pemilik onta mengikat pelana dan menungganginya.”

Nabi SAW bersabda : “Jika aku membiarkan kalian menyikapi perkataan si badui tersebut, tentu kalian akan membunuhnya dan ia pun masuk neraka” (HR. Ahmad)

Demikianlah kasih sayang Rasulullah SAW terhadap ummatnya. Kasih sayang dan kelembutan beliau dapat menyebabkan semuanya berakhir dengan happy ending. Ungkapan “engkau tidak baik” sama sekali tidak mengurangi kedudukan dan harga diri beliau, tapi bahkan malah semakin menunjukkan kebaikan beliau yang tanpa batas.

Kisah di atas juga memberikan ilmu kepada kita, bahwa untuk menangani orang yang agak kurang sopan atau anak yang nakal harus lah hati-hati. Jangan sampai gegabah dan salah mengambil keputusan, teriak sana teriak sini, main pukul sana pukul sini. Akhirnya, maksud hati mengobati tapi apa daya malah menyakiti.

* Kisah ini juga terdapat dalam Kitab Ihya Ulumiddin Juz 2 hal. 410 bab Rasulullah memaafkan sesuatu yang tidak beliau senangi