Wonosari, (PPDQWI) – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia bekerjasama dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pondok Pesantren Darul Quran Wal Irsyad Wonosari menggelar Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila yang berlangsung di Pondok Pesantren Darul Quran Wal Irsyad II, Siraman, Wonosari pada Kamis, (27/6/2024).

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala BPIP RI, Prof. Yudian Wahyudi; Bupati Gunungkidul, H. Sunaryanta; Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP RI Ir. Prakoso MM, Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP RI, Prof. Agus Moh Najib; Ketua PWNU DIY Dr. KH Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul Drs. H. Sa’ban Nuroni MA dan Pengasuh Ponpes Darul Quran Wal Irsyad Drs. KH. Akhmad Kharis Masduki MSI, serta Forkompimda Gunungkidul.

Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila yang diadakan BPIP bersama PWNU DIY dan Pondok Pesantren Darul Quran Wal Irsyad ini diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan internalisasi dan pembumian nilai-nilai Pancasila dengan tema “Implementasi Pancasila dalam Masyarakat Pesantren”.

Kepala BPIP Yudian Wahyudi menjelaskan bahwa Pancasila merupakan falsafah negara yang harus dihayati dan dijalankan secara bersama-sama. Menurutnya, Orang yang melawan pancasila sama dengan melawan Allah, “Semoga kita terus menjadi pembelajar sepanjang hayat yang selalu menghayati, memedomani dan mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”, ucapnya.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul, H. Sunaryanta, dalam sambutannya menekankan pentingnya menyelipkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di era kemajuan seperti sekarang. “Meskipun masyarakat mungkin sudah mengamalkan nilai-nilai Pancasila, istilah dan doktrin Pancasila harus tetap disosialisasikan agar tidak tergerus oleh ideologi lain” tegasnya.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, BPIP berharap nilai-nilai Pancasila dapat lebih dipahami dan diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari oleh para santri dan masyarakat luas, sehingga semangat kebangsaan dan persatuan tetap terjaga. (I2m).