Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani didalam kitabnya Abwabul Faraj hal. 255 mengulas tentang fadhilah dan keutamaan Istigfar. Beliau mengatakan: “Diantara salah satu cara yang harus dilakukan oleh setiap orang yang sedang mengahadapi kesulitan dalam hidupnya, maka hendaknya ia selalu membaca istighfar, agar rezekinya diberi keluasan dan segala kesulitannya diberi jalan keluar oleh Allah SWT”.
Tentang keutamaan beristighfar banyak disebutkan dalam dalil-dalil dari Al-Quran dan hadits-hadits Nabi SAW. Adapun keutamaannya adalah dapat menghapus dosa-dosa, dapat menghilangkan segala kesulitan, dapat menghilangkan kerisauan hati yang disebabkan oleh kotornya hati dan disebabkan karena dosa-dosa yang selalu dikerjakan.
Kemudian beliau melanjutkan dengan hadits Nabi SAW yang artinya: “Barang siapa yang senantiasa mengucapkan kalimat istighfar memohon ampun kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan memberi kemudahan baginya untuk menghadapi segala kesulitannya, memberinya jalan keluar bagi kesulitan yang dihadapinya dan memberinya rezeki dari sumber yanga tak disanagka-sangka.” (HR. Abu Daud, Nasa’I, Ibn Majah dan Al Hakim). Serta dari Anas ra, Nabi SAW bersabda: Allah SWT berfirman: “Wahai putra Adam, jika engkau memohon ampunan kepada-Ku, maka aku akan memberimu ampunan berapapun banyaknya dosamu dan aku tidak peduli. Wahai putra Adam andai kata dosa-dosamu sebanyak langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, pasti aku akan memberimu ampunan atas dosa-dosamu itu dan aku tidak peduli. Wahai putra Adam andai engkau datang kepada-Ku dengan dosa-dosamu sepenuh bumi, tetapi engkau bertemu dengan-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, pasti Aku akan memberimu ampunan sepenuh bumi”. (HR. Tirmidzi).
Didalam kitab “Syarah Tarajim Al Bukhori” karya Imam Muhammad bin Ahmad Fadhal, disebutkan tentang kebaikan beristighfar, yang artinya: “Diantara keutamaan mengucapkan istighfar adalah untuk menghapus segala dosa, menutupi segala kekurangan, memperlancar sumber rezeki, memperindah budi pekerti, terjaganya harta yang kita miliki, tercapainya harapan-harapan kita, memberi keberkahan kepada harta yang kita miliki, memperdekat kedudukan kita disisi Allah SWT”.
Dikisahkan, ada seseorang laki-laki mengadu kepada Hasan Al Bashri tentang masa kekeringan yang berkepanjangan, maka Hasan Al Bashri menasehatinya, agar ia memperbanyak membaca istighfar. Adapun orang lain yang mengadu kepadanya tentang kemiskinannya, maka Hasan al Bashri menyuruhnya agar memperbanyak mengucapkan kalimat istighfar. Adapula yang mengadu kepadanya bahwa ia tidak mempunyai anak, meskipun ia sudah lama menikah, maka Hasan al Bashri menasehatinya untuk memperbanyak mengucapkan kalimat istighfar. Kemudian Hasan al Bashri membacakan firman Allah SWT, yang artinya: “Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya ia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai”. (QS. Nuh: 10-12).
Keutamaan Istighfar
Anas bin Malik ra, berkata: “Ketika dalam sebuah perjalanan, Rosululloh SAW mengucapkan: “Astaghfirulloh”, maka kami mengucapkan kalimat tersebut. Dan beliau SAW berkata: “Sempurnakan sebanyak tujuh puluh kali”. Setelah kami menyempurnakan sebanyak tujuh puluh kali, dan beliau SAW bersabda yang artinya: “Tidak ada seorang hamba lelaki dan wanita yang memohon ampun dalam sehari sebanyak tujuh puluh kali melainkan Alloh telah mengampuni dosanya sebanyak tujuh ratus kali. Sungguh seorang hamba lelaki maupun wanita telah merugi jika ia melakukan dosa dalam sehari semalamnya lebih banyak dari tujuh ratus kali. “ (HR. Ibnu Abi Dunya, Al Baihaqi dan para sahabat)
Kalimat Istighfar
Bentuk (Sighot) kalimat istighfar bermacam-macam, yang semuanya dapat menjadi jalan keluar, menghilangkan perasaan risau dan membersihkan dosa. Paling ringkas kalimat istighfar adalah “Astaghfirulloh”, artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah SWT”. Adapun yang paling utama adalah Sayyidul Istighfar (Penghulu Istighfar) dari Rosululloh SAW, yaitu:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Artinya: “Ya Alloh, Engkau adalah Rabb-ku, tiada Tuhan selain Engkau, Engkau telah menciptakan diriku dan aku adalah hamba-Mu, aku telah berada dalam ikrar dan janji-Mu dengan semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang aku perbuat, aku mengakui semua nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui segala dosa-dosaku, maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau”.
Diriwayatkan , Nabi SAW berkata kepada orang yang mengadu kepada beliau dikarenakan banyak hutang dan tidak mempunyai uang untuk melunasinya, maka beliau SAW berkata, yang artinya: “Apakah engkau tidak pernah membaca penghulu istighfar? Sebaiknya engkau membaca penghulu istighfar diantara datangnya fajar dan sholat shubuh, yaitu: “Subhanalloh wabihamdihi subhanallohil Azhiim Astaghfirulloh”, sebanyak seratus kali”.
Ada juga kalimat istighfar yang disusun ulama salaf, seperti syaikh Umar bin abdillah Bamakhramah, yang berpesan kepada setiap orang. Hendaknya mengamalkan kalimat istighfar ini seratus kali setiap hari. Kalimat tersebut adalah:
أسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ الَّذِي لاَ إلَهَ إلاَّ هُوَ، الحَيُّ القَيُّومُ، وَأتُوبُ إلَيهِ
Artinya: “Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepada-Nya”.
Kalimat istughfar yang lainnya, yang disusun ulama salaf dah shaleh dapat dijumpai dalam kitab abwabul Faraj. Rosululloh SAW bersabda, “Berdoalah Kepada Alloh SWT dengan penuh keyakinan. Ketahuilah bahwa Allah SWT tidak menerima doa dari hati yang lalai dan bermain-main”. Yakinlah dan bersabar, serahkan semuanya kepada Allah SWT. Insha Allah….