مَسْأَلَةٌ : يُسَنُّ إِذَا فَرِغَ مِنَ الْخَتْمَةِ أَنْ يَشْرَعَ فِي أُخْرَى عَقِبَ الْخَتْمِ لِحَدِيثِ التِّرْمِذِيِّ وَغَيْرِهِ: “أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ “.وَأَخْرَجَ الدَّارِمِيُّ بِسَنَدٍ حَسَنٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَرَأَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ افْتَتَحَ مِنَ الْحَمْدِ ثُمَّ قَرَأَ مِنَ الْبَقَرَةِ إِلَى أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ، ثُمَّ دَعَا بِدُعَاءِ الْخَتْمَةِ ثُمَّ قَامَ
Permasalahan : Disunnahkan ketika seseorang khatam al-Qur’an agar langsung memulai khataman berikutnya, berdasarkan hadis Imam at-Turmudzi dan lainnya : “ Amal yang paling dicintai Allah adalah al-Hal al-Murtahil, yaitu orang yang membaca dari awal al-Qur’an sampai akhir, ketika ia selesai membaca maka ia memulainya lagi “. Imam ad-Darimi meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas dari Ubay bin Ka’b, bahwasanya Nabi saw ketika membaca surat an-Nas, beliau memulai lagi dengan membaca surat al-Fatihah, lalu beliau membaca surat al-Baqoroh sampai Ulaika humul muflihun (Ayat ke 5), kemudian beliau berdoa dengan doa Khotmil Qur’an lalu berdiri. (al-Itqon, hal. 169)