Wonosari, PPDQWI – Memilih Pondok Pesantren sebagai tempat menimba ilmu merupakan langkah yang tepat di tengah disrupsi dalam berbagai aspek kehidupan. Pesantren tak sekedar menjadi tempat menempa diri untuk memperoleh ilmu. Lebih dari itu pesantren memberikan keterampilan hidup, penanaman akhlak mulia, dan tempat menumbuhkan kesadaran akan eksistensi diri dalam menjalani hidup.
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Dr KH Shofiyullah Muzammil mengatakan Pesantren adalah tempat yang paling baik untuk memberikan kesadaran eksistensial. Di Pesantren para santri dibimbing mengenal dan memahami keberadaan dan makna dirinya dalam menjalani kehidupan. Para santri dituntun untuk menyadari akan potensi diri dan keterbatasan dirinya dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, menurut Prof Shofiyullah, para orang tua harus menjadikan Pesantren sebagai pilihan wajib untuk kelanjutan pendidikan anak-anaknya.
“Setiap anak dalam fase kehidupannya harus-harus pernah mondok di Pesantren. Di sana lah anak-anak kita akan ditempa, akan diberi pelajaran, akan diberi pengetahuan, soft skill terpenting dalam hidupnya yaitu akhlak karimah.” kata Prof Dr KH Shofiyullah Muzammil saat memberi sambutan wali santri pada acara Purna Siswa dan Tasyakuran Madrasah Sekolah Terpadu Darul Qur’an Tahun Ajaran 2024/2025 di auditorium Taman Budaya Gunungkidul pada Kamis (14/06/2025).
Prof Shofiyullah mengatakan di Pesantren itulah tempat para santri mengalami proses penempaan mental dan kesadaran eksistensial untuk mengenal jati diri seutuhnya.
“Bahwa hidup ini tidak seindah apa yang di dalam gadget, tidak seindah seperti apa yang ada di dalam HP yang semuanya bisa kita kontrol. Kesadaran semacam ini perlu ditanamkan kepada para santri, dan di pesantren inilah tempat yang paling baik untuk memberikan kesadaran eksistensial, siapa dirinya, apa maknanya dalam kehidupan di dunia ini,” tambahnya.
Namun demikian, Prof Shofiyullah mengajak setiap orang tua dan generasi muda agar selektif dalam menentukan atau memilih Pondok Pesantren. Terlebih dalam belakangan ini lembaga Pesantren kerap diterpa isu dan fitnah. Menurutnya, ada dua hal yang perlu menjadi prinsip bagi orang tua dan calon santri dalam menentukan Pesantren. Pertama, orang tua dan calon santri harus memiliki prinsip memilih Pesantren yang pengasuh pesantrennya memiliki sanad keilmuan dan nasab yang jelas.
Prof Shofiyullah mencontohkan seperti Pon Pes Darul Quran Wal Irsyad yang dinilainya menjadi pilihan sangat tepat bagi orang tua dan calon santri dalam menentukan Pesantren untuk menimba ilmu. Sebab pengasuh Pondok Pesantren Darul Quran wal Irsyad yakni KH A Kharis Masduki dan Nyai Hj Wardah Nawawi memiliki sanad keilmuan dan nasab yang sangat jelas. KH A Kharis Masduki pernah menimba ilmu pada ulama kharismatik Yogyakarta yakni KH Nawawi Abdul Aziz pendiri Ponpes An Nur, Ngrukem, Bantul. Selain itu KH Ahmad Kharis Masduki juga menimba ilmu ke Makkah dan menjadi santri Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki. Sedang dari sisi nasab, KH A Kharis Masduki merupakan putra KH Syarwidi yang merupakan seorang ulama dari Kabupaten Gunungkidul. Sementara itu Nyai Hj Wardah Nawawi adalah putri dari KH Nawawi Abdul Aziz dan juga pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede yang didirikan KH Asyhari Marzuqi.
“Jadi enak sudah santri Darul Quran tinggal ‘gandulan’, ilmunya sudah jelas (sanadnya) sampai kepada Rasulullah. Jangan sampai kita masuk ke dalam pesantren yang tidak jelas pengasuhnya mondok di mana, bergurunya ke siapa tiba-tiba jadi pengasuh, tiba-tiba dirikan Pesantren. Ini penting bagi kita untuk lebih hati-hati menentukan Pesantren,” tambah Prof Shofiyullah.
Kedua, menurut Prof Shofiyullah bagi orang tua dan calon santri yang tengah mencari pesantren yang tepat untuk menimba ilmu dapat menggunakan prinsip Syuhroh Wal Istifadah terhadap Pesantren dan pengasuhnya. Yaitu bahwa Pesantren dan pengasuhnya telah dikenal luas di masyarakat dan memiliki reputasi yang sangat baik. Seperti Pondok Pesantren Quran Wal Irsyad yang telah dikenal luas oleh masyarakat sebagai Pesantren yang berhasil mencetak generasi Qur’ani, berakhlak mulia, berpengetahuan luas dan mandiri. Pada sisi lain, KH A Kharis Masduki merupakan ulama yang diakui keilmuannya terutama pada bidang Al-Qur’an dan Hadist.
“Pesantren pilihan wajib yang harus dilewati setiap anak di fase hidupnya di zaman sekarang ini. Dan kita harus berhati-hati dalam menentukan Pesantren. Di mana anak-anak kita akan titipkan, akan pasrahkan, akan amanahkan. Alhamdulillah kita memiliki Darul Qur’an Wal Irsyad, sebuah pilihan yang menurut saya, saya sangat puas dan bangga menitipkan anak saya di sini,” tutupnya. (And)