Wonosari, (PPDQWI) – Tak terasa pondok pesantren Darul Quran di Padukuhan Ledoksari, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari telah berumur seperlima abad atau 20 tahun. Siapa menyangka, lembaga pendidikan keagamaan yang kini menjadi tempat bernaung ribuan santri ini dulunya hanya bekas kos-kosan. “Dulunya adalah rumah kos sebanyak 13 kamar milik bapak haji Slamet,” ujar KH. A. Kharis Masduki, pengasuh pondok pesantren Darul Quran Wal Irsyad, Selasa (22/01/2019).

Diawal berdiri pesantren ini hanya mendidik tujuh orang santri saja. Seiring berjalannya waktu hingga kini sekitar 1.300 santriwan – santriwati belajar di tempat tersebut. Diungkap oleh Kyai Kharis bahwa rata-rata santri yang belajar di sana berasalkan dari kalangan ekonomi menengah kebawah. Meskipun telah mematok harga yang cukup murah yaitu Rp 425 ribu perbulan termasuk fasilitas makan, tempat tinggal, sekolah, mengaji dan fasilitas kesehatan masih, ternyata tetap ada santri yang belum mampu membayar. “Update hingga akhir bulan kemarin masih ada 241 anak yang tidak bisa untuk iuran,” imbuhnya.

Ditengah keterbatasan itu, berkat pertolongan Allah maka pondok yang satu ini telah memiliki toko sendiri yang dimana dengan adanya toko tersebut akan mempermudah santri dalam memenuhi kebutuhannya. “Alhamdulillah hadir pada tahun 2018 Bank Indonesia untuk mendampingi pondok pesantren kami agar bisa memberdayakan potensi ekonomi pondok dengan didirikannya toko untuk para santri,” ujarnya.

Tak hanya itu, pondok yang satu ini juga telah mampu memproduksi air minum sendiri sekitar 4.000 liter perhari. Tentunya air yang diprodiksi berbeda dengan air yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari lantaran disertai doa para santri. “Alhamdulillah dibantu BI sudah mendapatkan izin halal dari MUI dan uji lab di Dinas Kesehatan telah layak minum dan jika ingin diproduksi untuk umum tinggal mendapat label SNI dan mesin untuk produksi,” pungkasnya. (SG)