Ngaos Burdah: Para santri mengikuti kajian Syarah Burdah di pendopo ma’had

Wonosari (PPDQWI) – Pada 2008 silam, Abina Kharis Masduki pernah menulis Syarah (penjelasan) qasidah Burdah karya Imam Syarafuddin Muhammad Al-Bushiri. Syarah tersebut beliau selesaikan pada 5 September 2008 M./5 Ramadhan 1429 H. Sayangnya file daripada kitab tersebut hilang jejak, sehingga diharuskan penulisan ulang berikut beberapa perbaikan dari syarah tersebut, yang ditulis ulang pada 4 Februari lalu. Alhamdulillah alaa kulli haal, malam ini kitab tersebut dapat dikaji kembali oleh para santri.

Terhitung sampai malam ini (15/03), sudah sebanyak empat kali ta’lim qasidah Burdah yang diikuti oleh seluruh santri putra. Ta’lim qasidah Burdah ini dilaksanakan setiap Selasa malam Rabu ba’da isya’, setelah rutinan pembacaan qasidah Burdah. Awal ta’lim sudah dimulai sejak Pertengahan Maret lalu di panggung utama pesantren. Namun berhubung panggung utama sedang dalam tahap renovasi, ta’lim dipindah di pendopo ma’had.

Ustadz M. Akhyar dan Ustadz Mahin Asmu’i selaku asatidz pengajar, juga bersyukur atas dapat dikajinya kembali kitab ini. Selain untuk lebih memahami isi kandungan dari qasidah Burdah yang dibaca setiap Selasa malam Rabu, tujuan utamanya adalah lebih merekatkan ta’alluq (hubungan) antara santri dan murobbi (kyai pengasuh). Semoga dengan cinta melalui bersholawat kepada Nabi, terlebih qasidah Burdah yang rutin dibaca setiap  Selasa malam Rabu oleh para santri, dapat memberikan barokah kepada ma’had kita tercinta. Aamiin.

Nantikan resensi dan ulasan Kitab Syarah Qasidah Burdah karya Abina A. Kharis Masduki di website darulquranwalirsyad edisi mendatang. InsyaAllaah.