Benteng ini dibangun atas perintah Sultan Hamengkubowono I, dan atas permintaan pihak pemerintah Belanda yaitu Gubernur Direktur Pantai Utara Tanah Jawa yang dipimpin oleh Nicholaas Harting. Pada awalnya benteng ini dikenal dengan nama Benteng Rustenburg yang artinya Benteng peristirahatan, lalu pada tahun 1867 terjadi gempa hebat di Yogyakarta dan menyebabkan bangunan bangunan runtuh termasuk Benteng Rustenburg. Kemudian dibangun kembali benteng setelah benteng tersebut direnovasi dengan lebih permanen dan lebih menjamin keamanan, pada tahun 1767 hingga selesai pada tahun 1787. Setelah pembangunan, nama Benteng Rustenburg diubah menjadi Benteng Vredeburg yang artinya benteng perdamaian. Hal ini sebagai wujud perdamaian antara pihak belanda dan keraton.

Melalui surat keputusan Mendikbud RI Prof. Dr. Fuad Hasan No. 0475/O/1992 pada tanggal 23 November 1992 secara resmi Benteng Vredeburg menjadi museum Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Yogyakarta. Lalu pada tanggal 28 oktober 1998 diresmikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Edy Sedyawati dengan nama Museum Benteng Vredeburg.

Koleksi unggulan museum benteng diantaranya adalah :

  1. Diorama pelantikan Jendral Soedirman sebagai panglima besar TNI. Diorama ini memperlihatkan situasi pelantikan Soedirman menjadi Panglima Besar TNI oleh Presiden Soekarno di Gedung Agung Yogyakarta
  2. Minirama konres Boedi Oetomo. Minirama ini berlatar tempat di Kweekschool Yogyakarta yang sekarang menjadi SMA 11 Jl. A.M Sangaji. Organisasi Boedi Betomo menggelar kongres di tempat itu pada th 1908.
  3. Kendil,tiga buah. Kendil ini konon ceritanya pernah digunakan oleh Jendral Soedirman ketika tinggal di rumah ibu Mertopawiro.
  4. Mesin ketik Soerdjopranoto. Soerdjopranoto adalah pemimpin aksi mogok kerja buruh pabrik gula di Yogayakarta.
  5. Dokumen Soetomo. Dokumen ini berisi daftar alamat kantor kementrian ketika Yogyakarta menjadi ibukota RI
  6. Bangku Militer Akademi. Bangku   sekolah ini dahulu dipakai oleh para siswa MA [Militer Akademi] pada tahun 1945-1950

Koleksi Bangunan :

  1. Disekeliling Museum terdapat selokan / parit yang dibuat mengelilingi benteng sebagai rintangan terluar terhadap serangan musuh
  2. Jembatan. Jembatan ini pada mulanya dipakai sebagai jembantan angkat/jembatan gantung
  3. Tembok Benteng, Tembok merupakan lapisan pertahanan kedua setalah parit. Tembok berfungsi sebagai tempat pertahanan, pengintaian,  menempatkan beberapa Meriam kecil dan senjata tangan
  4. Pintu gerbang,ada tiga buah dibagisan barat, timur, dan selatan yang lebih kecil
  5. Gedung, dibagian tengah berfungsi sebagai barak prajurit dan perwira,tangsi militer

Fasilitas museum diantaranya :

  1. Ruang perpustakaan
  2. Ruang pertunjukan
  3. Ruang seminar
  4. Ruang diskusi
  5. Ruang pelatihan
  6. Ruang pertemuan
  7. Ruang audio visual
  8. Ruang belajar kelompok
  9. Hotspot gratis
  10. Mushola + KM

Bangunan-bangunan bersejarah termasuk Benteng Vredeburg ternyata sangat menarik untuk diketahui, apalagi untuk generasi zoomer seperti kita. Generasi pertama yang “terlahir digital”, generasi yang intensif menggunakan media sosial, generasi yang menggunakan media sosial sebagai sumber utama meraih berita. Ada nilai nilai positif yang dapat kita petik dari bangunan bersejarah beserta kisahnya yang memukau. Tentang ketangguhan, kemegahan, perjuangan, perdamaian, hingga penderitaan. Benteng Vredeburg merupakan saksi bisu berkuasanya pemerintahan Asing di bumi Indonesia, khususnya di Yogyakarta.

Kekuasaan bangsa atas bangsa lainnya sungguh tidak dibenarkan. Kita tidak boleh lagi dijajah ataupun dikuasai, oleh bangsa manapun. Dan selama kita pintar maka hal tersebut tidak akan terjadi. Penting bagi kita untuk menyadari bahwa, menjadi pintar butuh belajar. Dan aktivitas belajar, apapun bentuknya, adalah menyenangkan. Semangat belajar ya teman teman…!

*Dina Kamila, Siswa MTs Darul Qur’an Kelas 7E